Bahkan bisa jadi kita tidak pernah bisa mencapai sesuatu yang lebih
baik sebagaimana yang kita inginkan. Rasa malas sejatinya merupakan
sejenis penyakit mental. Mengapa disebut penyakitmental? Disebut
demikian karena akibat buruk dari rasa malas memang sangat
merugikan.Siapa pun yang dihinggapi rasa malas akan kacau kinerjanya dan
ini jelas-jelas sangatmerugikan. Sukses dalam karir, bisnis, dan
kehidupan umumnya tidak pernah datang padaorang yang malas. Masyarakat
yang dipenuhi oleh individu-individu yang malas tidak jelastidak akan
pernah maju.Rasa malas juga menggambarkan hilangnya motivasi seseorang
untuk melakukan pekerjaanatau apa yang sesungguhnya dia inginkan. Rasa
malas jenis yang satu ini relatif lebih bisaditanggulangi.
Nah, bagaimana cara mengatasi Rasa Malas ? Berikut kiat-kiatnya:
1. Membuat Tujuan Orang yang malas biasanya tidak
memiliki motivasi untuk berkembang ke arah kehidupanyang lebih baik.
Sementara orang yang tidak memiliki motivasi biasanya tidak
memilikitujuan-tujuan hidup yang pantas dan layak untuk diraih. Dan
orang yang tidak memilikitujuan-tujuan hidup, biasanya sangat jarang
bahkan mungkin tidak pernah menuliskanresolusi atau komitmen-komitmen
pencapaian hidup. Di sinilah pangkal persoalannya. Tanpa tujuan,
resolusi, atau komitmen-komitmenpencapaian hidup, maka seseorang hanya
bergerak secara naluriah dan sangat rentandiombang-ambingkan situasi di
sekelilingnya. Posisi seperti ini membuatnya menjadi pasif,menunggu,
tergantung pada situasi, dan cenderung menyerah pada nasib.
Dalam keadaanseperti ini, tidak akan ada motivasi untuk meraih atau
mencapai sesuatu. Tidak adanyasumber-sumber motivasi hidup menyebabkan
kemalasan.Supaya motivasi muncul, seseorang harus berani memutuskan
tujuan- tujuan hidupnya.Menurut Andrias Harefa dalam bukunya Agenda
Refleksi dan Tindakan Untuk Hidup YangLebih Baik (GPU, 2004), dia harus
membuat komitmen atas apa saja yang ingin diselesaikan,dicapai,
dimiliki, dilakukan, dan dinikmati (disingkat secamilanik). Contoh
komitmen; “padaulang tahun yang ke …. saya sudah harus menyelesaikan
buku yang saya tulis, meraihpromosi pekerjaan, mencapai gelar S-3,
memiliki rumah dan mobil, melakukan sejumlahkunjungan ke mancanegara,
dan menikmati kebahagiaan bersama keluarga.”
2. Mengasah Kemampuan Orang yang memiliki
tujuan-tujuan hidup yang pasti, membuat resolusi dan komitmen-komitmen
pencapaian biasanya memiliki motivasi tinggi. Tetapi tujuan yang
samar-samar jelas tidak memberikan dampak motivasional yang signifikan.
Nah, akan lebih baik lagi jika tujuan- tujuan dilengkapi dengan
aktivitas-aktivitas pembelajaran, seperti mencari cara-carayang efisien
dan efektif untuk mencapai tujuan- tujuan tersebut. Kita juga perlu
sekalimengasah kemampuan atau ketrampilan-ketrampilan supaya
langkah-langkah yang diambilitu akan membawa kita pada pencapaian tujuan
secara efektif dan efisien.Contoh; jika pada tahun yang sudah
ditargetkan kita ingin menjadi konsultan, maka seja ksekarang
aktivitas-aktivitas kita sudah harus difokuskan ke arah tujuan tersebut.
Kita harus terus mengasah kemampuan mendiagnosa masalah, menemukan
penyebab menganalisis,mengkomunikasikan gagasan, menawarkan solusi, dan
memperbaiki kemampuanpresentasi. Jika aktivitas-aktivitas pembelajaran
itu dilakukan secara konsisten dan dengan komitmensepenuhnya, maka kita
telah berada di jalur yang benar. Aktivitas-aktivitas pembelajaranakan
menempatkan kita pada posisi dan lingkungan yang dinamis. Kemampuan kita
dalammenghadapi dan menyelesaikan masalah juga akan meningkat. Dengan
sendirinya ini akansemakin memperkuat rasa percaya diri kita, menebalkan
komitmen pencapaian tujuan, dantentu saja menumbuhkan
semangat.Sebaliknya, jika kita sama sekali menolak aktivitas-aktivitas
pembelajaran, komitmen akansemakin melemah, semangat turun, dan
kemalasan akan datang dengan cepat. Pada titikini, tujuan-tujuan,
resolusi atau komitmen yang sudah kita buat sudah tidak memiliki
artilagi. Sayang sekali.
3. Pergaulan Dinamis Para pemenang berkumpul
dengan sesama pemenang, sementara para pecundangcenderung berkumpul
dengan sesama pecundang. Ungkapan tersebut mengandungkebenaran. Sulit
sekali bagi seorang pemalas untuk hidup di lingkungan para
pemenang.Sulit bagi orang malas untuk berada secara nyaman di
tengah-tengah orang yang sangatoptimis, sibuk, giat bekerja, dan
bersemangat mengejar prestasi. Demikian sebaliknya. Sulitsekali bagi
para high achiever untuk betah berlama- lama dengan para orang malas
danpesimistik.Situasi atau lingkungan di mana kita berada sungguh ada
pengaruhnya. Orang yang mulaidihinggapi rasa malas sangat dianjurkan
agar menjauhi mereka yang juga mulai diserangkebosanan, putus asa, rasa
enggan, apalagi negative thinking.
Sepintas, berkeluh kesahdengan mereka dengan orang-orang seperti
itu dapat melegakan hati. Ada semacam rasapelepasan dari belenggu
psikologis. Walau demikian, dalam situasi malas sedangmenyerang,
mendekati orang-orang yang sedang down sama sekali tidak menolong
satusama lain. Rasa malas dan kebuntuan justru bisa tambah menjadi-jadi.
Ini bisamenjerumuskan masing-masing pihak pada pesimisme, keputusasaan,
dan kemalasan total. Jika rasa malas mulai menyerbu kita, jangan
berlama-lama duduk berdiam diri. Cara palingampuh menghilangkan
kemalasan adalah bangkit berdiri dan menghampiri orang-orangyang sedang
tekun dan bersemangat melakukan sesuatu. Dekati mereka yang
sedangbekerja keras untuk meraih impian-impiannya. Manusia-manusia
optimis, self- motivated,punya ambisi, positive thinking, dan memiliki
tujuan hidup pasti, umumnya memancarkanaura positif kepada apa pun dan
siapa pun di sekelilingnya. Pancaran optimisme dansemangat itulah yang
bisa menginspirasi orang lain, bahkan menularkan semangat yang sama
sehingga orang lain jadi ikut tergerak.
4. Disiplin Diri Ada sebuah ungkapan yang sangat
dalam maknanya dari Andrie Wongso, Motivator No.1Indonesia, yang
bunyinya; “Jika kita lunak di dalam, maka dunia luar akan keras kepada
kita. Tapi jika kita keras di dalam, maka dunia luar akan lunak kepada
kita”. Kata-kata mutiarayang luar biasa ini menegaskan, bahwa jika kita
mau bersikap keras pada diri sendiri, dalam arti menempa rasa disiplin
dalam berbagai hal, maka banyak hal akan bisa kita kerjakandengan baik.
Sikap keras pada diri sendiri atau disiplin itulah yang umumnya
membawakesuksesan bagi karir para olahragawan dan pekerja profesional
yang memang menuntutsikap disiplin dalam banyak hal.
Bayangkan, bagaimana seorang atlet bisa menjadi juara jika dia
tidak disiplin berlatih? Bagaimana mungkin ada pekerja profesional yang
baguskarirnya jika dia sering mangkir atau bolos kerja?Sebaliknya, jika
kita terlalu lunak atau memanjakan diri sendiri, memelihara
kemalasan,mentolerir kinerja buruk, tidak merasa bersalah jika lalai
atau gagal dalam tugas, makadunia luar akan sangat tidak bersahabat.
Olahragawan yang manja pasti tidak akan pernah jadi juara. Seorang sales
yang malas tidak akan pernah besar penjualannya. Seorangkonsultan yang
menolerir kinerja buruk pasti ditinggalkan kliennya.
Dan pekerja yang tidakdisiplin pasti mudah jadi sasaran PHK. Jika
kita lunak pada diri sendiri, maka dunia akankeras pada kita.Rasa malas
jelas merugikan. Obat mujarabnya adalah menumbuhkan
kebiasaanmendisiplinkan diri dan menjaga kebiasaan positif
tersebut.Sekalipun seseorang memiliki cita-cita atau impian yang besar,
jika kemalasannya mudahmuncul, maka cita-cita atau impian besar itu akan
tetap tinggal di alam impian. Jadi, kalauAnda ingin sukses, jangan
mempermudah munculnya rasa malas.
Sumber: Rasa Malas dan Cara Mengatasinya oleh Edy Zaqeus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar