Sabtu, 13 Juli 2013

Malas Adalah Penyakit Mental

Malas adalah penyakit mental. Siapa dihinggapi rasa malas, sukses pasti jauh dari gapaian. Rasa malas diartikan sebagai keengganan seseorang untuk melakukan sesuatu yang seharusnya atau sebaiknya dia lakukan. Masuk dalam keluarga besar rasa malas adalahmenolak tugas, tidak disiplin, tidak tekun, rasa sungkan, suka menunda sesuatu,mengalihkan diri dari kewajiban, dll. Jika keluarga besar dari rasa malas ini mudah sekalimuncul dalam aktivitas sehari-hari kita, maka dijamin kinerja kita akan jauh menurun.
Bahkan bisa jadi kita tidak pernah bisa mencapai sesuatu yang lebih baik sebagaimana yang kita inginkan. Rasa malas sejatinya merupakan sejenis penyakit mental. Mengapa disebut penyakitmental? Disebut demikian karena akibat buruk dari rasa malas memang sangat merugikan.Siapa pun yang dihinggapi rasa malas akan kacau kinerjanya dan ini jelas-jelas sangatmerugikan. Sukses dalam karir, bisnis, dan kehidupan umumnya tidak pernah datang padaorang yang malas. Masyarakat yang dipenuhi oleh individu-individu yang malas tidak jelastidak akan pernah maju.Rasa malas juga menggambarkan hilangnya motivasi seseorang untuk melakukan pekerjaanatau apa yang sesungguhnya dia inginkan. Rasa malas jenis yang satu ini relatif lebih bisaditanggulangi.

Nah, bagaimana cara mengatasi Rasa Malas ? Berikut kiat-kiatnya:

1. Membuat Tujuan Orang yang malas biasanya tidak memiliki motivasi untuk berkembang ke arah kehidupanyang lebih baik. Sementara orang yang tidak memiliki motivasi biasanya tidak memilikitujuan-tujuan hidup yang pantas dan layak untuk diraih. Dan orang yang tidak memilikitujuan-tujuan hidup, biasanya sangat jarang bahkan mungkin tidak pernah menuliskanresolusi atau komitmen-komitmen pencapaian hidup. Di sinilah pangkal persoalannya. Tanpa tujuan, resolusi, atau komitmen-komitmenpencapaian hidup, maka seseorang hanya bergerak secara naluriah dan sangat rentandiombang-ambingkan situasi di sekelilingnya. Posisi seperti ini membuatnya menjadi pasif,menunggu, tergantung pada situasi, dan cenderung menyerah pada nasib.
Dalam keadaanseperti ini, tidak akan ada motivasi untuk meraih atau mencapai sesuatu. Tidak adanyasumber-sumber motivasi hidup menyebabkan kemalasan.Supaya motivasi muncul, seseorang harus berani memutuskan tujuan- tujuan hidupnya.Menurut Andrias Harefa dalam bukunya Agenda Refleksi dan Tindakan Untuk Hidup YangLebih Baik (GPU, 2004), dia harus membuat komitmen atas apa saja yang ingin diselesaikan,dicapai, dimiliki, dilakukan, dan dinikmati (disingkat secamilanik). Contoh komitmen; “padaulang tahun yang ke …. saya sudah harus menyelesaikan buku yang saya tulis, meraihpromosi pekerjaan, mencapai gelar S-3, memiliki rumah dan mobil, melakukan sejumlahkunjungan ke mancanegara, dan menikmati kebahagiaan bersama keluarga.”
 
2. Mengasah Kemampuan Orang yang memiliki tujuan-tujuan hidup yang pasti, membuat resolusi dan komitmen-komitmen pencapaian biasanya memiliki motivasi tinggi. Tetapi tujuan yang samar-samar jelas tidak memberikan dampak motivasional yang signifikan. Nah, akan lebih baik lagi jika tujuan- tujuan dilengkapi dengan aktivitas-aktivitas pembelajaran, seperti mencari cara-carayang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan- tujuan tersebut. Kita juga perlu sekalimengasah kemampuan atau ketrampilan-ketrampilan supaya langkah-langkah yang diambilitu akan membawa kita pada pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.Contoh; jika pada tahun yang sudah ditargetkan kita ingin menjadi konsultan, maka seja ksekarang aktivitas-aktivitas kita sudah harus difokuskan ke arah tujuan tersebut.
Kita harus terus mengasah kemampuan mendiagnosa masalah, menemukan penyebab menganalisis,mengkomunikasikan gagasan, menawarkan solusi, dan memperbaiki kemampuanpresentasi. Jika aktivitas-aktivitas pembelajaran itu dilakukan secara konsisten dan dengan komitmensepenuhnya, maka kita telah berada di jalur yang benar. Aktivitas-aktivitas pembelajaranakan menempatkan kita pada posisi dan lingkungan yang dinamis. Kemampuan kita dalammenghadapi dan menyelesaikan masalah juga akan meningkat. Dengan sendirinya ini akansemakin memperkuat rasa percaya diri kita, menebalkan komitmen pencapaian tujuan, dantentu saja menumbuhkan semangat.Sebaliknya, jika kita sama sekali menolak aktivitas-aktivitas pembelajaran, komitmen akansemakin melemah, semangat turun, dan kemalasan akan datang dengan cepat. Pada titikini, tujuan-tujuan, resolusi atau komitmen yang sudah kita buat sudah tidak memiliki artilagi. Sayang sekali.
 
3. Pergaulan Dinamis Para pemenang berkumpul dengan sesama pemenang, sementara para pecundangcenderung berkumpul dengan sesama pecundang. Ungkapan tersebut mengandungkebenaran. Sulit sekali bagi seorang pemalas untuk hidup di lingkungan para pemenang.Sulit bagi orang malas untuk berada secara nyaman di tengah-tengah orang yang sangatoptimis, sibuk, giat bekerja, dan bersemangat mengejar prestasi. Demikian sebaliknya. Sulitsekali bagi para high achiever untuk betah berlama- lama dengan para orang malas danpesimistik.Situasi atau lingkungan di mana kita berada sungguh ada pengaruhnya. Orang yang mulaidihinggapi rasa malas sangat dianjurkan agar menjauhi mereka yang juga mulai diserangkebosanan, putus asa, rasa enggan, apalagi negative thinking.
Sepintas, berkeluh kesahdengan mereka dengan orang-orang seperti itu dapat melegakan hati. Ada semacam rasapelepasan dari belenggu psikologis. Walau demikian, dalam situasi malas sedangmenyerang, mendekati orang-orang yang sedang down sama sekali tidak menolong satusama lain. Rasa malas dan kebuntuan justru bisa tambah menjadi-jadi. Ini bisamenjerumuskan masing-masing pihak pada pesimisme, keputusasaan, dan kemalasan total. Jika rasa malas mulai menyerbu kita, jangan berlama-lama duduk berdiam diri. Cara palingampuh menghilangkan kemalasan adalah bangkit berdiri dan menghampiri orang-orangyang sedang tekun dan bersemangat melakukan sesuatu. Dekati mereka yang sedangbekerja keras untuk meraih impian-impiannya. Manusia-manusia optimis, self- motivated,punya ambisi, positive thinking, dan memiliki tujuan hidup pasti, umumnya memancarkanaura positif kepada apa pun dan siapa pun di sekelilingnya. Pancaran optimisme dansemangat itulah yang bisa menginspirasi orang lain, bahkan menularkan semangat yang sama sehingga orang lain jadi ikut tergerak.
 
4. Disiplin Diri Ada sebuah ungkapan yang sangat dalam maknanya dari Andrie Wongso, Motivator No.1Indonesia, yang bunyinya; “Jika kita lunak di dalam, maka dunia luar akan keras kepada kita. Tapi jika kita keras di dalam, maka dunia luar akan lunak kepada kita”. Kata-kata mutiarayang luar biasa ini menegaskan, bahwa jika kita mau bersikap keras pada diri sendiri, dalam arti menempa rasa disiplin dalam berbagai hal, maka banyak hal akan bisa kita kerjakandengan baik. Sikap keras pada diri sendiri atau disiplin itulah yang umumnya membawakesuksesan bagi karir para olahragawan dan pekerja profesional yang memang menuntutsikap disiplin dalam banyak hal.
Bayangkan, bagaimana seorang atlet bisa menjadi juara jika dia tidak disiplin berlatih? Bagaimana mungkin ada pekerja profesional yang baguskarirnya jika dia sering mangkir atau bolos kerja?Sebaliknya, jika kita terlalu lunak atau memanjakan diri sendiri, memelihara kemalasan,mentolerir kinerja buruk, tidak merasa bersalah jika lalai atau gagal dalam tugas, makadunia luar akan sangat tidak bersahabat. Olahragawan yang manja pasti tidak akan pernah jadi juara. Seorang sales yang malas tidak akan pernah besar penjualannya. Seorangkonsultan yang menolerir kinerja buruk pasti ditinggalkan kliennya.
Dan pekerja yang tidakdisiplin pasti mudah jadi sasaran PHK. Jika kita lunak pada diri sendiri, maka dunia akankeras pada kita.Rasa malas jelas merugikan. Obat mujarabnya adalah menumbuhkan kebiasaanmendisiplinkan diri dan menjaga kebiasaan positif tersebut.Sekalipun seseorang memiliki cita-cita atau impian yang besar, jika kemalasannya mudahmuncul, maka cita-cita atau impian besar itu akan tetap tinggal di alam impian. Jadi, kalauAnda ingin sukses, jangan mempermudah munculnya rasa malas.
Sumber: Rasa Malas dan Cara Mengatasinya oleh Edy Zaqeus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar